Arti Sebuah Kehidupan
Pagi yang sangat
indah menyambutku segera. Aku sangat senang jika pagi ini cuaca begitu membaik.
Kicauan burung yang sangat merdu,suara deguran ombak,begitu juga angin pagi
yang sangat menyegarkan. Saat aku mulai membuka jendela kamarku,pemandangan
pantai itu mulai nampak di hadapanku. “Tuhan, andai saja semua ini kan terus
ada ! “Kata hati kecilku mulai berdoa. Tiba tiba seseorang mengetuk pintu
kamarku….TOK..TOK..TOK..
“Siapa?”Tanyaku
“Ini nenek
,Silva!”Jawab nenek membuka pintu kamarku.
“Iya..nek”Balasku
“Silva sayang,
mandi yuk?”Tanya nenek
“Mhm..boleh..”Jawabku
senang
“Pakai ini dulu
ya!”Serguh nenek menyodorkan 2 pasang tongkat sebagai alat bantu aku berjalan.
Nenek membantuku berdiri,lalu akupun mandi
dengan di bantu nenek. Kalian tau kenapa aku pincang??? Ya jawabannya adalah
karena aku terlahir menjadi gadis cacat. Sejak aku berumur genap 1 tahun,ke 2
orang tuaku sudah tidak ada. Mereka pasti hampa jika mereka tau kalau aku
pincang untuk selama lamanya…Oh Tuhan aku
ingin hidup ini seindah surga
walaupun kaki kanan ku telah hilang….
Setelah mandi dan
berpakaian,aku berbincang bincang di dekat pantai bersama nenek.“Nek,kenapa sih
manusia ada yang dilahirkan dengan cacat??”tanyaku mengawali. “Silva, asal kamu
tau ya nak, semua manusia itu dilahirkan dengan cacat tidak ada manusia yang
sempurna ,cucuku.”Terang nenek mengelus rambutku yang digerai.”Coba nenek lihat
anak itu dan orang tuanya, mereka begitu bahagia!”Responku menunjuk sebuah
keluarga yang sedang bermain di pantai. Tiba tiba saja bola yang mereka mainkan
menggelinding ke arahku dan nenek…
“Maaf,,ya!”Kata
seorang wanita yang kemungkinan ibu nya.
Nenek hanya mengangguk.
Wanita itu sempat melihatku dengan aneh dan kemudian bertanya”Sakit apa dek?”
Nenek menjawab untuk mewakiliku “Cucu saya
nggak sakit apa-apa kok.” Wanita itu mendekati nenek”Memang seorang yang cacat
tidak sebandaing dangan seorang yang memilki penyakit mematikan apalagi jika ia
suda di vonis kematian.”celoteh wanita itu.”Apa maksud anda?”Tanyaku antusias.
”Anak saya Cathrine akan meninggal. Umurnya tak akan lama lagi.”Jawab wanita
itu. Aku kaget mendengar omongan wanita itu.”Memangnya anak tante sakit
apa?”Tanyaku lagi.”Anak saya sakit kanker hati.”Dengus wanita itu dengan
berlinang air mata. Aku coba mengamati anak dari ibu tadi yang katanya bernama Cathrine.
Wajahnya memang begitu pucat. Badannyapun amat kurus kering tinggal tulang
belulang. Tanpa sengaja aku menitikkan air mata. “Tuhan,apa ternyata diuar sana
masih banyak yang bernasib sama seperti aku? Dan bahkan ada yang lebih parah di
banding aku?” Kata hati kecilku mulai berdoa. “Saya hanya bisa menyemangati
Cathrine ketika dia mulai putus asa untuk hidup. Sekarang kondisi fisiknya
semakin parah. Dan kata dokter umurnya cuma tinggal meenghitung hari. Terkadang
ia slalu menyesali akan hidupnya. Ya,saya mau bertindak apa lagi dengan
keadaanya. Sudah ratusan juta rupiah melayang hanya demi kesembuhan Cathrine.”
Rintih wanita itu. “Tante harus percaya dengan Tuhan akan kebesarannya. Dan
masalah hidup dan mati itu hanya ada di tangan Tuhan..bukan dokter. Tante minta
kepadaNya,mohon kepadaNya,dan yang terpeting Tante harus percaya sama
Tuhan…Tante janji kan sama Cathrine?”Kataku menyemangati wanita itu. “Iya nak
saya akan lakukan yang terbaik hanya untuk anak saya satu satunya…Pasti!!!
Namun jika semuanya sia sia bagaimana?”Jawab wanita itu menangis deras. “Jika
itu mau Tuhan,tolong Tante menerimanya..mangikhlaskannya pergi!”Himbauku juga
menitikkan air mata..
Hari ini adalah
hari yang mengharukan dimana aku bisa belajar lebih banyak lagi. Di sisi itu
Tuhan telah mengingatkanku sebagai seorang hamba yang kurang bersyukur
kepadaNya…
4 Tahun kemudian……
Pagi ini aku dan
nenek akan pergi ke pasar untuk belanja bahan bahan membuat batagor yang akan
di jual. Saat di perjalanan…….
“Nek,pasarnya masih
jauh ya?” Tanyaku penasaran.
“Iya cucuku.” Jawab
nenek lembut
Aku berjalan sambil
memandang nenek yang wajahnya mulai berkeriput. Aku sadar bahwa usia nenek
semakin tua yakni 68 tahun.
“Nek,wajah nenek
semakin tua tapi juga semakin cantik dan kelihatan masih muda.! Hihhi” Candaku
menggelikan.
“Cucuku Silva kau
juga bertambah dewasa nak,tapi kau masih saja suka menggoda nenek!” Canda nenek
berganti.
“Oh ya? Padahal
usia Silva sudah 16 tahun….” Pekikku sekedar.
Di perjalanan,aku
dan nenek asyik bercanda tawa sesuka hati. Dan bahkan sampai tidak tau kalau
kami sudah sampai tujuan.
Namun sekejap aku
merasakan sakit di bagian kepala kananku. Aku hanya diam tak berkata satu
katapun pada nenek. Aku terus melanjutkan belanja bersama nenek,tak
menghiraukan sakit di bagian kepalaku itu. “Nek masih lama apa?”Tanyaku agak
merintih menahan rasa sakit ini. “Lho memengnya kenapa?”Tanya balik nenek.
“Nggggh..nggak papa aja nek. Cuma tanya.”Himbauku dan….BRUKK..
Aku pingsan secara
tiba tiba.
Nenek tak menyadari
bahwa aku telah pingsan. Nenek tetap saja terus berbelanja.”Silva kamu lihat
tomat ini,cantik kan?”Tanya nenek. Aku tak menjawab pertanyaan nenek. Lalu
nenek mengulangi pertanyaanya lagi. Tetapi tetap saja aku tak menjawab. Karena
nenek mulai capek bertanya,akhirnya nenek memutuskan untuk menengok ke arahku.
“APAAAAA?????? SILVA CUCUKU!!!!!!!!!!!!”Jerit nenek histeris melihatku
tergeletak di dekat keramaian. Nenek segera membantuku berdiri, walau aku masih
dalam keadaan tak sadarkan diri. Orang-orang yang ikut iba denganku dan nenek
segera ambil tindakan.
Orang-orang
menyarankan agar aku dibawa ke rumah sakit terdekat,tetapi apa jadinya jika
nenek tak punya biaya pengobatanku nanti. Akhirnya nenek terpaksa membawaku
pulang ke rumah untuk merawatku sendiri.
Ketika sampai
dirumah….
Aku mulai dapat
melihat sesuatu yang ada dihadapanku secara remang-remang tidak jelas. Namun
tak ada salahnya bila aku berusaha untuk dapat melihat jelas. 1 menit
kemudian,aku mendengar suara nenek.”Silva…kamu sudah siuman sayang?”Tanya nenek
mendekat.”Aku ada di mana nek?”Sahutku bingung.”Kamu ada dirumah.Ini makan dan
minumlah dahulu agar pikiranmu menjadi pulih setelah pingsan.”Saran nenek
membawakanku semangkuk bubur dan segelas air putih.”Apa nek? Pingsan?”Kagetku
atas jawaban nenek.”Iya. Maafkan nenek ya karena nenek tidak sempat membawamu
ke rumah sakit.”Jawab nenek dengan nada lirih. “Nenek tidak pantas berkata
seperti itu…Seharusnya Silva yang minta maaf soalnya Silva udah bikin susah
nenek sedari Silva lahir.”Tangisku merangkul nenek.”Silva..! Semoga Tuhan
selalu ada pada setiap kau melangkah nak.”Doa nenek menitikkan air mata.
Ketika sang surya
mulai meredupkan sinarnya,aku coba untuk melihat suasana luar dari kaca
jendela. Aku mulai berfikir bila nanti kelak,Tuhan akan mencabut semuanya
termasuk apa yang ada dihadapanku sekarang. Yang aku inginkan sekarang hingga
nanti adalah NENEK!!!! Tanpa nenek hidupku tak akan seindah ini. Jadi Tuhan
boleh berkehendak apa saja…Tetapi aku mohon Tuhan,jangan kau pisahkan antara
aku dan nenek.
Keesokan harinya
aku sedang menyirami tanaman mawar kesukaanku yang mulai berbunga. Namun,kepala
sebelah kananku terasa sakit kembali. Aku merasa takut dan trauma atas apa yang
telah terjadi denganku kemarin. Aku coba untuk menemui nenek dan bercerita atas
apa yang terjadi dengan diriku. Tiba-tiba saat aku menginjakkan kaki ke dalam
rumah,pandanganku menjadi gelap……dan……BRUKK!!!
Aku terjatuh
seketika. Nenek yang mengetahui kejadian itu langsung menggotongku masuk ke kamar.
Sepertinya nenek sangat cemas melihat keadaanku. Tapi nenek mencoba tenang
dengan selalu berdzikir kepada Tuhan.
2 menit berlalu...
Aku
sadar.”Silva..”Sambut nenek bermuka cemas.
“Nek,Silva merasa
aneh dengan kondisi Silva yang sekarang ini. Silva takut nek…hiks..hiks..Apa
yang telah Tuhan berikan pada tubuh Silva ini sudah lebih dari cukup,dan bagaimana
jika Tuhan masih memberi penyakit pada tubuh Silva ini nek..hiks…hiks…Nek
tolong Silva…”Jeritku menangis.”Silva kamu gak boleh bilang seperti itu,,kamu
nggk sakit apa-apa kok. Itu mungkin hanyalah sakit kepala biasa.Sudahlah nak
jangan bilang seperti itu!”Kata nenek menenangkanku. “Nggak mungkin nek…kalau memang
bener Silva sakit kepala biasa kenapa Silva harus pingsan terus-terusan nek?”Tangisku
merangkul nenek. Nenek tak bisa menjawab semua pertanyaanku. Nenek hanya bisa menangis
bersamaku.
Malam hari ini aku
tidak mau melakukan apa-apa. Hatiku sakit akan apa yang ada pada diriku. Kenapa
aku yang masih berumur 16 tahun harus menanggung semuanya…….TUHAN
3 hari kemudian..
Pagi yang cerah. Aku
sedang makan singkong bersama nenek didekat pantai. Sekejap dadaku terasa sesak
dan kepalaku merasa pusing sebelah kanan. Aku mulai putus asa merasakan sakit
ini.”Nek,kepala Silva sakit..trus dada Silva sesak.”Geruhku kesakitan. Nenek
segera membawaku masuk ke rumah. “Nek,Silva gak kuat..”Rintihku kemudian
pingsan. Nenek sangatlah terkejut melihatku. Kali ini nenek lebih cemas dari
pada biasanya. Akhirnya dengan amat terpaksa,nenek membawaku ke rumah sakit.
Setelah diperiksa
oleh dokter..
“Cucu saya terkena
penyakit apa dok?”Tanya nenek khawatir.
“Dari hasil rongsen
yang telah ada,cucu anda terserang penyakit kanker otak kanan. Gejala awal
sering sakit kepala sehingga pingsan secara terus menerus. Gejala kedua jika
mulai parah,dada bisa menjadi sesak. Itu kemungkinan sel kanker sudah menjalar
ke saluran pernapasan.”Jelas dokter panjang lebar.
“Lalu saya harus
bagaimana dok?”Tanya nenek sangat panik.
“Penyakit ini
sangat ganas serta sukar dibasmi. Biasanya harus di lakukan kemoterapi untuk
pembasmiannya.”Kata dokter.
”hiks…hiks…hiks…Tapi
dok berapa biaya yang akan saya tanggung? Apakah tidak ada cara lain? Tolong
dok…hiks….hiks….saya mohon dok…saya tidak ingin kehilangan cucu saya satu
satunya dok..”Tangis nenek histeris.
“Tenang
bu,tenangkan pikiran anda. Menurut saya biaya kemoterapi itu 50.000.000,00
untuk 5 kali kemoterapi perbulan. Tapi cara lain membasmi kanker selain kemo
itu tidak ada,bu.”Terang dokter.
“Tapi dok saya
tidak punya biaya sebanyak itu. Saya ini hanyalah orang miskin dok. Cucu saya
saja di bawa kesini saat saya sedang tidak ada uang dok.hiks…hiks…hiks…”Jawab
nenek sangat sedih.
”Saya turut iba
dengan kondisi ibu. Ya sudah,biaya kontrol cucu ibu gratis. Sebagai
pendampingnya agar cucu ibu tidak lagi pingsan,saya memberi 1pc obat anti sakit
kepala. Masalah kemoterapi itu silahkan ibu pikirkan dulu bersama keluarga.”Saran
dokter pada nenek.
Saat berada
dirumah,aku masih belum juga sadar. Aku merasa sadar ketika aku mendengar
tangisan nenek di dekatku. “Nek,,nenek kenapa nangis?”Himbauku pelan.”Silva kamu
sudah sadar nak?”Pekik nenek mengusap air matanya yang sempat melintas dipipi
nenek.”Apa yang terjadi sama Silva nek? Apa Silva pingsan lagi?Lalu??”Tanyaku
kebingungan.”Tidak Silva. Kamu tadi itu merasa kecapaian,trus akhirnya kamu
ketiduran. Apa kamu lupa?”Jawab nenek berbohong. “Lantas jika itu terjadi
kenapa nenek menangis?Nenek bohong kan sama Silva?Iya kan?JAWAB NEK,JAWAB JUJUR
SAMA SILVA!!! Hiks…hiks…hiks….Nek aku ini kenapa nek??NEK,SILVA MOHON JANGAN
BOHONG!!!”Jeritku sembari menangis.”Iya nenek memang bohong. Tadi kamu pingsan.
Setelah itu kamu nenek bawa ke rumah sakit dan didiagnosa
terkena,……hiks..hiks”Lirih nenek sedih mengingat jawaban dokter tadi.”Terkena
apa nek? Apa nek???”Dengusku penasaran.”Tapi kamu harus berjanji tidak akan
menyerah atas apa yang Tuhan berikan..Sungguh?”Yakin nenek.”Sungguh!!”Yakinku.”Kamu
terkena KANKER OTAK KANAN…HIKSSSSSSS,HIKSSSSS”Jawab nenek. Aku sangat kaget
mendengar jawaban nenek.
Mendengar kabar
bahwa aku menderita kanker,hatiku sangat sedih. Rasanya aku ini hanyalah
seperti mayat hidup. Aku ingin sekali protes pada Tuhan. Tapi aku menjadi ingat
ketika 4 tahun lalu saat aku bertemu dengan Cathrine. Aku merasa Cathrine lebih
bersyukur dari pada aku. Namun aku memang merasakan bahwa Tuhan tidak adil.
Tuhan telah mengambil kedua orang tuaku,kaki kananku,dan Tuhan juga menghendaki
aku serta nenek hidup menderita,sekarang Tuhan malah memberiku penyakit
mematikan nomer satu. “Tuhan,apa kesalahanku???”Pikirku dalam hati. Seumur
hidupku aku selalu menjauhi larangan Tuhan. Aku berfikir apa salahku pada
Tuhan. Sungguh sangat menyedihkan menjadi diriku. Apa Tuhan marah padaku?
Selama hidupku,aku ingin menjadi seperti gadis-gadis diluar sana. Mereka pernah
tertawa. Sedangkan aku? Mereka pernah melihat orang tua mereka. Sedangkan aku?
Mereka bisa berjalan dan bisa bersekolah. Sedangkan aku? Mereka bisa makan
enak. Sedangkan aku disini hanya bisa menjalani hidupku bersama nenek dengan
sabar.
Berhari hari aku
hanya diam sambil memandang langit. Nenek ikut bersedih melihatku seperti ini. Aku
mulai menyadari bahwa nanti umurku tak akan lama. Badanku semakin kurus.Daya
tahan tubuhku menurun. Aku bertambah sedih ketika nenek menangis memandangku.
Seakan aku merindukan dulu semasa kecilku saat aku dan nenek masih bisa saling
menggoda. Sekarang masa masa itu tinggalah kenangan.
Pagi ini nenek
mengajakku jalan-jalan ke kota. Aku sangatlah senang walau setengah hatiku
masih merasa sedih. Namun aku hanya ingin nenek tersenyum terlihat bahagia.
“Silva,apa kamu
merasa baik-baik saja?”Tanya nenek mengelus pundakku.
“I..iya nek.
Sudahlah badan Silva udah enakan kok. Lagipula inikan hari libur,jadi,mendingan
jalan-jalan aja ke luar rumah.”Jawabku ragu.
Sekilas dari garis
keriput di wajah nenek mulai terlihat jelas. Aku hanya berfikir’sampai kapan
Tuhan, saya dan nenek bisa saling tersenyum? Apakah kau akan mengajakku pulang
ke rumahmu lebih dulu daripada nenek?’
Sesampainya di kota,aku dan nenek
mengujungi Taman Wisata. Taman Wisata adalah sebuah taman yang cukup sederhana
dengan danau di tegah taman dan di hiasi oleh wahana permainan anak-anak yang
cukup banyak. Aku sangat bahagia walaupun tempat wisata yang kukunjungi
sederhana. Tidak seperti gadis-gadis yang lain. Yang mungkin tempat bermain
mereka ada di mall.
“Silva,kamu senang
tidak?”Renggut nenek agak sedih.
“Tentu nek. Bahkan
Silva merasa kanker itu udah gak ada.”Jawabku.
“Syukurlah Tuhan
masih memberi nenek rezeki untuk membahagiakan cucu nenek yang paling
cantik.”Puji nenek denan mata berkaca-kaca.
“Nenek kenapa
nangis?”Tanyaku juga menahan tangis.
“Silva,apa kamu
masih kuat?”Balik nenek menangis keras.
“Nek,demi Tuhan
Silva bahagia banget masih bisa bersama nenek. Silva juga bersyukur sama Tuhan
karena Silva masih diberi nafas. Semoga kalau Silva meninggal nanti, Silva
masih ingat saat-saat bahagia Silva sama nenek.”Harapku memandang langit.
“Berjanjilah
cucuku….Bahwa kau takkan meninggalkan nenek.!”Isak nenek.
“Sudah nek,sudah
jangan nangis. Silva nggak akan ninggalin nenek…AU SAKIT…”Resahku memegang
kepala sebelah kananku.
“Silva,kamu nggak
papa?”Tanya nenek khawatir.
“S…S…Sakit
nek….AU…SAKIT SEKALI….NEK…SAKIT!!!!!”Jeritku kesakitan.
Nenek segera minta
bantuan orang-orang sekitar untuk menolongku. Akhirnya aku dibawa ke rumah
sakit yang pernah kukunjungi dahulu.
Setelah diperiksa
oleh dokter yang dulu penah menangani aku….
“Silva telah
mengalami kanker otak stadium 3. Ini sudah mulai parah,bu. Seharusnya sudah ada
penanganan sejak pertama menderita kanker.”Kata dokter cemas.
“Lalu bagaimana
dok?”Tanya nenek sembari terus berdoa.
“Tidak ada cara
selain dioprasi dan dikemoterapi. Ini harus!”Saran dokter.
“Beri saya waktu
dok.”Pinta nenek.
“Kalau boleh tau
ibu ini bekerja apa?”Tanya dokter.
“Saya seorang
pedagang batagor keliling,dok.”Jawab nenek beerkecil hati.
“Baiklah. Oprasi
pengangkatan kanker akan diadakan 3 minggu lagi sembari menunggu dokter dari
Amerika datang. “Jelas dokter tersenyum.
“Tapi saya tidak
punya biaya…”Serguh nenek.
“Ini gratis
bu.”Sela dokter.
“Apa benar?”Tanya
nenek tak percaya.
“Ya,bu.
Benar!”Jawab dokter.
“Alhamdlulilah ya
Tuhan kau kabulkan doaku. Terima kasih Tuhan….Terima kasih banyak telah
membantu cucu saya…”Rasa syukur nenek sangat besar setelah dokter megijinkanku
ikut oprasi gratis.
Di dalam kamar perawatan aku
bermimpi bertemu seorang laki-laki tua membawa catatan. Aku sendiri belum tahu
siapa dia dan apa yang dibawanya. Saat aku mau bertanya ia malah bertanya
padaku. “Namamu Silva Nadia?”Tanyanya sembari melihat buku catatan miliknya.
Aku hanya mengangguk saja. Lalu ia tersenyum padaku dan berkata,”Jangan cemas
waktumu di bumi masih lama.” Aku sangat tak mengerti apa maksudnya. Tapi aku
tau bahwa aku akan meninggalkan bumi untuk selama-lamanya. Dan laki-laki tadi
adalah seorang malaikat yang menyamar.
Tida-tiba aku
terbangun dan memanggil nama nenek…
“Nenek…”Panggilku.
Tetap nenek tak
menjawabnya. Nenek hanya menangis keras sampai aku merasa penasaran. Akhirnya
aku bertanya “Nek kenapa nenek menangis ada apa lagi?” Nenek bertanya,”Kamu
sudah sadar?” Aku langsung menjawab,”Tolong nenek jangan mengalihkan perhatian!
Apa Silva akan mati?”. Nenek hanya diam lalu nenek tersenyum sambil berkata,”3
Minggu lagi kamu akan dioprasi gratis. Kamu akan sembuh.” Aku hanya terdiam
memandang nenek sambil menahan rasa sedih yang sedang aku terima. Aku tidak banyak banyak berharap tentang kesembuhanku. Aku yakin
kalau nanti aku akan mati. “Sekarang hidupku tidak akan lama lagi nek. Kenapa
nenek terlalu berharap dengan oprasi gratis itu yang bisa menyenbuhkanku dari
kanker ini. Sebentar lgi aku tidak akan bisa berbicara,dan menangkap suatu pembicaraan
karena otakku tak kan berfungsi. Dan aku hanya bisa tidur sampai aku nggak
bernafas nanti. Hiks…hikss…Kenapa Tuhan begitu tega denganku???”Keluhku sangat
sedih hingga aku mulai mengeluarkan banyak air mata. Nenek pun langsung
bangkit. “TIDAK. Cucuku tidak akan ninggalin nenek sendirian. Silva,kamu tidak
boleh berkata seperti itu nak…Nenek memang sangat kecewa pada diri nenek.
Betapa bodohnya nenek hingga nenek tega menyiksa cucu nenek satu-satunya. Nenek
minta maaf Silva,karena sedari kamu kecil nenek tidak pernah membahagiakan
kamu. Nenek pasti tau kamu ingin bersekolah tapi nenek tidak pernah bisa
mengabulkan keinginan Silva. Nenek tau kalau Silva ingin seperti anak-anak lain
diluar. Maafkan nenek ya cucuku…hiks..hiks..hiks”Tangis nenek menjadi-jadi.
3 Minggu kemudian….
Pada hari Senin
tanggal 2 Desember 2012,kondisi tubuhku memang sangat drop. Aku sudah seperti
mayat hidup. Kali ini aku sudah tidak bisa melakukan aktivitas. Aku hanya tidur
terlentang sambil di beri oksigen. Karena mulutku susah digerakkan,akhirnya
sebagai pengganti makanan setiap 7 jam sekali aku di beri obat agar aku tidak
lemas. Aku juga sudah tidak bisa melihat dan merasakan apapun karena mataku
sudah buta. Gerakanku hanya seperti orang cacat. Tetapi perasaanku sedang tidak
berada di dunia. Melainkan aku berada di sebuah cahaya putih. Anehnya aku di
sana tidak sendirian. Di sana juga banyak orang-orang tapi aku tidak mengenal
mereka. Sepertinya mereka yang mengenalku. Tiba-tiba datang seorang anak
perempuan yang menghampiriku. “Hay kamu Silva Nadia ya?”Tanyanya. Aku hanya
diam dan mengingat-ingat wajah anak perempuan yang juga pernah aku lihat
sebelumnya. “Kamu siapa?”Tanyaku penasaran karena aku seperti pernah berjumpa
dengannya. “Aku Cathrine! Aku pernah bertemu denganmu di pantai 4 tahun lalu.
Masih ingat?”Jawabnya sembari mengajakku bersalaman. Aku pun tersenyum,”Ya.
Lalu kenapa aku berada di sini?”Tanyaku. “Tuhan sengaja mengundangmu ke sini.
Kau lihat mereka semua!”Tunjuk Cathrine. “Ya. Mereka sangat aneh. Aku tidak
mengenal mereka lalu kenapa mereka memandangku seperti itu?”Tanyaku takut.
“Mereka ingin berkenalan denganmu. Oh ya kalau kamu ingin berkenalan, silahkan,
tetapi hanya bisa saat kamu tinggal di sini slama-lamanya. Sebentar lagi,Silva!
Karena daun di surga telah menggugurkan namamu!”Jelas Cathrine tersenyum.
Tiba-tiba aku
terbangun…..
Aku sangat merasakan perbedaan saat
aku berbincang-bincang dengan Cathrine di dalam mimpi tadi. Rasanya aku di bumi
sudah tidak berguna lagi,namun aku juga amat merasa kasihan pada nenek yang
sangat menanti kesembuhanku. Aku sendiri juga ingin sembuh tumbuh normal
seperti gadis-gadis lain. Tapi aku menyerah…. Seribu
air mata bobol dari mataku. Aku tidak tau kapan aku akan sembuh atau malah aku
akan merasakan tidur di bawah timbunan tanah. Tanpa sengaja aku mendengar
samar-samar perbincangan antara dokter dan para perawat. “Berapa lama waktu
oprasinya dok?”Tanya sang perawat. “Saya tidak tau. Mungkin agak lama karena
ini pengangkatan kanker otak stadium 3.”Jawab dokter. Kemudian di bagian
pergelangan tanganku terasa sangat sakit seperti ada jarum suntik masuk.
“Silva,harus tidur dulu sampai oprasi selesai. Dan jangan lupa untuk selalu
berdoa agar oprasi ini bisa berjalan lancar.”Kata sang perawat memang sengaja
membiusku dengan suntikan. Sebelum aku tidur batinku berdoa,”Tuhan penguasa
alam semesta,saya berserah diri kepadamu…Saya tidak ingin membuang-buang waktu
lagi. Walau pun badan saya sakit tetapi saya masih bisa berdoa memohon padamu.
Maafkanlah dosa-dosa saya terutama dosa-dosa orang yang ada di sekitar saya.
Saya ingin tak ada air mata lagi di pipi nenek. Berikanlah kebahagiaan pada
nenek ya Tuhan…” Setelah saya mengucap doa itu saya tertidur….
Di luar, nenek
tampak sangat cemas sekali. Sampai-sampai nenek menangis keras. Sambil mendekap
fotoku nenek terus berdoa.
5 Jam pun berlalu….
Dokter dan para perawat keluar dari
ruang oprasi untuk menemui nenek di luar. “Oprasi di lakukan sebaik mungkin
untuk menyembuhkan pasien. Tetapi oprasi gagal di lakukan. Dan pihak rumah sakit
meminta maaf sebesar-besarnya atas kegagalan ini. Dan atas nama ananda Silva
telah dinyatakan berpulang ke Rahmatulloh.”Jelas dokter sedih.
Tiba-tiba suasana berubah. Alampun
turut berduka atas kepergianku. Alam juga ikut menyaksikan penderitaanku selama
hidup dan mati. SELAMAT TINGGAL DUNIA!!!!!!
Alangkah terkejutnya nenek saat mendengar kabar duka itu. Langsung saja
nenek pingsan. Akhirnya nenek di bawa ke ruang VIP…Nenek bermimpi….
“Silva…!”Panggil
nenek kepadaku diantara keramaian.
Aku langsung
berlari mengejar nenek yang semakin jauh. “Nenek!!!”Panggilku berusaha memegang
telapak tangan nenek.
“Silva,cucuku!!!Jangan
tinggalkan nenek nak”Kata nenek juga berusaha memegang telapak tanganku.
“Nek,,,nenek jangan pergi! Di sini aja nek. Di sini ada ayah dan
ibu…hikss…hikss…Di sini ada banyak makanan enak dan ada tempat tinggal keluarga
yang sangat bagus…Ayo nek gabung sama ayah,ibu,Silva,dan KAKEK!!!! Kakek juga
menunggu nenek datang kemari…Hikss”Jelasku menggapai nenek. “Ya, nenek juga
mau..”Jawab nenek. “Semoga terkabul apa yang diinginkan nenek TUHAN”Doaku
sembari menangis merangkul nenek. “Satu menit saja Tuhan!”Kataku dan nenek
saling berpelukan erat .
NAMUN NENEK TIBA-TIBA
SAJA BISA TERUS MENDEKAPKU DAN CAHAYA YANG MEMISAHKANKU DENGA NENEK TELAH
HILANG….
“SELAMAT BERGABUNG
DI TAMAN SURGA!!!”Sambut semua orang di sekeliling kami pada nenek.
Suara deguran ombak di rumahku telah
berhenti. Kicauan burung pun tak lagi terdengar seperti dulu. Begitu juga
rumahku yang sekarang di bongkar di jadikan sebuah vila penginapan. Kini semua
berubah saat aku dan nenek tak pernah lagi melihatnya untuk selama-lamanya.
“Andai Tuhan tak menciptakan alam indah ini sia-sia…Andai semua baik-baik
saja..Andai Tuhan tak tau perjuangan hidup orang di bumi semua tak akan abadi…”
Thanks!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa kasih pesan dan kesan ya!!